Ruteng, Unika Santu Paulus – Rangkaian acara menjelang Wisuda Sarjana dan Ahli Madya Universitas Katolik Indonesia (Unika) Santu Paulus Ruteng Tahun 2021 berlanjut dengan pembekalan rohani melaui kegiatan rekoleksi, Kamis (11/11/2021). Kegiatan rohani yang berlangsung secara daring melalui media zoom meeting ini dibawakan oleh Pastor Dr. Fransiskus Sawan, M.Pd .
Pastor Ignasius F. R. Bora, S. Fil. M. A., Kordinator Seksi Kerohanian Panitia Wisuda Unika Santu Paulus Ruteng, saat dimintai keterangan, menyatakan bahwa rekoleksi sebagai pembekalan rohani memiliki arti penting bagi para wisudawan. “Wisudawan/wati perlu mengikuti rekoleksi seperti ini sebagai momen refleksi dan pendalaman kembali motivasi sebagai guru atau tenaga kesehatan atau apa pun setelah diwisuda nanti.” terangnya.
Lebih lanjut, Alumnus De La Salle University (DLSU), Manila-Filipina itu menambahkan bahwa rekoleksi juga penting agar para wisudawan menjadi alumni yang baik dari sisi spiritual “Ini juga peringatan ke depannya dalam tugas apa pun nanti bahwa mereka harus menjadi alumni Unika yang membawa kebenaran dan kekudusan dalam hidup. Urgensi rekoleksi penting bagi manusia zaman kini sebagai penyadaran bahwa tema pengudusan diri baik jiwa dan raga dalam kebenaran Kristus sendiri, harus senantiasa dibuat setiap saat oleh semua alumni, peserta rekoleksi, civitas academica UNIKA dan orang-orang yang mau berbuat baik bagi sesama dalam kasih”, imbuhnya.
Sementara itu, Pastor Dr. Fransiskus Sawan, M.Pd . dalam renungan rekoleksi berjudul “Kuduskanlah Mereka dalam Kebenaran” menegaskan bahwa momentum wisuda dengan berbagai acaranya adalah momentum perutusan ke tengah medan karya yang penuh tantangan dan kesulitan. ”Saya ingin mengingatkan kita bahwa momentum wisuda dengan berbagai rangkaian acaranya adalah juga momentum perutusan bagi kita semua. Medan karya baik bidang pendiikan dan kesehatan atau bidang lain yang akan Anda geluti, merupakan medan penuh tantangan dan kesulitan. Tantangan dan kesulitan yang akan Anda hadapi mungkin akan sangat besar sebagai akibat perubahan yang berjalan sangat cepat.” ujarnya.
Selanjutnya Pastor yang menamatkan pendidikan doktoralnya di Universitas Negeri Jakarta itu menyatakan bahwa untuk menghadapi tantangan itu, para wisudawan harus selalu membuka diri untuk dikuduskan dalam kebenaran oleh firman Allah sendiri. “Namun sebesar apapun tantangan dan kesulitan, Tuhan jauh lebih besar dari semua tantangan dan kesulitan Itu. Anda pasti akan menjadi pemenang dalam berbagai pergumulan di medan karya asal Anda terus membuka diri untuk “dikuduskan dalam kebenaran” (Yoh 17:7); dikuduskan oleh firman Alllah” tambahnya.
Pada bagian akhir renungannya, Pastor yang akrab disapa Romo Frans itu, mengharapkan bahwa pengudusan dalam kebenaran firman Allah harus meliputi seluruh diri. “Proses pengudusan oleh firman dimulai dengan membiarkan firman Tuhan menguasai pikiran kita (salib di dahi) karena apa yang kita pikirkan; itulah yang akan menjadi kata-kata dan tindakan kita (salib di mulut). Kata dan tindakan yang dilakukan secara terus menerus akan menjadi kebiasaan dan menentukan karakter kita sebagai murid Kristus yang kuat dan tangguh dalam iman (salib di dada). Iman itulah yang menjadi kekuatan yang dapat mengalahkan dunia (berbagai kecenderungan yang bertentangan dengan kehendak Allah) dalam karya kita baik di bidang pendidikan, kesehatan maupun bidang karya lainnya.’” harapnya.
Rekoleksi ini diikuti oleh 600-an peserta ini berlangsung selama satu jam. Meskipun dijalankan secara virtual, kegiatan ini tetap berlangsung lancar dan khidmat.